BNPB Tambah 1 Helikopter MI 171 Water Bombing

Hotspot di Riau Meningkat, Kepala BPBD: Mana ada Terbakar, yang Ada Dibakar

<i>Hotspot</i> di Riau Meningkat, Kepala BPBD: Mana ada Terbakar, yang Ada Dibakar

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali mendapat penambahan satu armada helikopter untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang semakin meningkat di wilayah Riau. Sebelumnya 4 heli telah diterjunkan untuk memadamkan api dengan water bombing (WB). 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengatakan, dengan tambahan 1 heli jenis MI 171, maka sudah 5 heli yang ditempatkan di Riau guna membantu memadamkan Karhutla.

“Alhamdulillah, kita kembali mendapatkan bantuan heli dari pusat. Jadi ada 5 heli di wilayah Riau, ditambah lagi heli dari perusahaan Sinar Mas. Memang dalam seminggu ini wilayah Riau titik api semakin banyak, dengan kondisi cuaca panas,” ujar Edwar Sanger, Kamis (19/7).


“Tapi dengan perjuangan dari tim Satgas, baik darat maupun udara, setiap titik api yang terpantau langsung dilakukan pemadaman. Mana yang bisa lewat darat diterjunkan lewat darat, kalau tak terjangkau dengan heli yang sudah standby. Kita juga berdoa hujan turun sehingga bisa membantu mengurangi kebakaran, seperti malam tadi,” tambah Edwar Sanger.

Dijelaskan mantan Pj Walikota Pekanbaru ini, pada hari ini, titik api di Riau mencapai 85 titik. Dan setelah diterjunkan 4 heli, di antaranya 2 heli Camov, 1 heli sikorsy, 1 heli Bell, dan 1 heli Sinar Mas Super Puma, titik api berkurang menjadi 18. 

“Ada 5 heli langsung terjun memadamkan titik api di beberapa wilayah Riau. Dan yang terbanyak itu di Kabupaten Rohil dan Dumai. Sekarang titik api berkurang, mudah-mudahan hujan kembali turun, kita tetap berdoa agar hujan terus turun,” harap Edwar Sanger.

Sementara itu, ketika disinggung apakah pemicu Karhutla di Riau disebabkan cuaca panas, Edwar Sanger menegaskan bahwa di wilayah Riau ini tidak ada yang terbakar, namun dibakar oleh oknum yang akan membuka lahan. Untuk itulah tim satgas juga berpatroli, bahkan sudah ada yang diamankan.

“Mana ada di wilayah kita ini terbakar, yang ada dibakar. Dan sekarang tim dari penegak hukum Polda sudah bergerak, dan terus patroli,” tegas Edwar Sanger.

Sementara itu, dari rilis yang dikirimkan oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Prof. Ir Dwikorita Karnawati, PhD, Kamis (19/7). Dalam periode satu minggu kedepan secara umum curah hujan di wilayah Riau cenderung rendah. Kondisi cuaca didominasi kondisi cerah berawan. 

Meski demikian, potensi hujan intensitas ringan-sedang masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Riau terutama pada akhir pekan ini. Sementara itu pengamatan terhadap hari  berturut-turut tanpa hujan (HTH) sampai dengan dasarian I bulan Juli menunjukkan masih dalam kategori singkat (5-10 hari) dalam 3 bulan terakhir. 

“Berdasarkan catatan hasil pengamatan hujan BMKG, normal curah hujan di wilayah Riau pada Bulan Juli berkisar antara 158,3 mm/bulan, di mana merupakan bulan yang masuk kategori curah hujan rendah. Curah hujan yang cukup rendah tersebut diperkirakan akan berdampak pada peningkatan potensi terjadinya kebakaran hutan di wilayah Riau,” jelasnya. 

Reporter: Nurmadi